AGENDA KEGIATAN
DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA
oleh diy
Para pedagang yang tergabung dalam Pedagang Lintas Komunitas Malioboro (PLKM), Yogyakarta, sepakat berinisiatif untuk memperindah tampilan Malioboro dengan merumuskan desain dan tampilan secara parsipatoris. Hal ini terungkap dalam diskusi terbatas bertajuk "Meretas Jalan baru Malioboro Indah Tanpa Memindah" yang difasilitasi oleh Anggota DPD RI asal DIY, Bapak Drs. H. A. Hafidh Asrom, M.M., di Kantor DPD RI D.I. Yogyakarta, Selasa, 26 Februari 2019.
Sebelumnya, Paguyuban Pengusaha Malioboro (PPM) menuntut kepada pemerintah agar area depan toko mereka harus bebas pedagang kaki lima. Pemerintah Kota Yogyakarta yang berwenang terhadap hal ini menyatakan bahwa kemungkinan para PKL ini akan direlokasi ke beberapa tempat, salah satunya adalah eks Bioskop Indra.
Polemik ini kemudian disikapi oleh para PKL dengan sebuah inisiatif untuk mau ditata dan menata diri. Lebih jauh, inisiatif tersebut menjadi semacam dorongan untuk mempercantik tampilan lapak dan tempat berjualan mereka agar selaras dengan desain yang sudah ada, serta tidak mengganggu pemilik gedung yang di depannya mereka jadikan lokasi untuk berjualan.
Dalam forum tersebut, salah seorang peserta diskusi, Yati menyampaikan bahwa keberadaan pedagang merupakan bagian yang tak terpisahkan dan ciri unik dari malioboro.
"Keberadaan kami merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keunikan, daya tarik dan keindahan Malioboro," ujar Yati yang merupakan wakil dari salah satu asosiasi pedagang.
Desain yang menampilkan salah satu tipe lapak kuliner yang dibuat narasumber dari Universitas Islam Indonesia mendapat sambutan positif dari peserta diskusi dan rata-rata menginginkan agar desain tersebut segera dapat diimplementasikan.
Diharapkan, desain-desain dengan jenis lapak berbeda dapat segera dibuat dan diusulkan kepada pemerintah Kota Yogyakarta, agar penataan berjalan dengan baik dan mewujudkan Malioboro yang Indah Tanpa Memindah.