AGENDA KEGIATAN
DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA
31 Januari 2024 oleh diy
Dalam Rangka Inventarisasi Materi Pengawasan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Terkait Implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), Khususnya Pendidikan Politik Terhadap Pemilih Pemula, Drs. H.A. Hafidh Asrom, M.M. Anggota Komite III Dapil DIY melakukan kunjungan kerja ke Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga DIY (Disdikpora DIY), Selasa (31/1).
Dalam pertemuan dengan pejabat, staf di lingkungan Disdikpora DIY serta Balai Pendidikan Menengah se-Kabupaten/Kota di provinsi DIY, Hafidh memaparkan bahwa menurut data KPU, DPT Pemilu 2024 untuk pemilih dari generasi milenial (orang yang lahir pada tahun 1980-1994) mencapai sebanyak 66.822.389 atau 33,60%. Sedangkan dari Gen Z (orang yang lahir mulai tahun 1995-2000-an) sebanyak46.800.161 atau 22,85% dari DPT Pemilu 2024.
“Jika diakumulasikan, total pemilih dari kelompok generasi milenial dan generasi Z berjumlah lebih dari 113 juta pemilih atau sebanyak 56,45% dari total keseluruhan pemilih, artinya jumlah pemilih paling banyak adalah milenial dan Gen Z,” jelas Hafidh.
Untuk itu, Hafidh menekankan pentingnya dan perhatian khusus terkait strategi sosialisasi dan pendidikan pemilih yang efektif, sebagai implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), khususnya pendidikan politik terhadap pemilih pemula.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang perencanaan dan Pengembangan Dinas Dikpora DIY Drs. Suci Rochmadi, M.Si. menyatakan pihaknya telah menyusun atau menggunakan materi edukatif yang sesuai dengan tingkat pemahaman dan kebutuhan pelajar dalam sosialisasi Pemilu, seperti membuat brosur, poster, video pendek, atau presentasi multimedia. Materi-materi ini dapat didistribusikan di sekolah-sekolah atau melalui platform daring untuk mencapai lebih banyak pelajar.
“Dikpora DIY secara aktif melakukan berbagai kegiatan terkait sosialisasi Pemilu dan pendidikan politik terhadap pemilih pemula, kegiatan dilakukan oleh sekolah-sekolah dan Balai Pendidikan Menengah di setiap Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan bekerja sama dengan pihak terkait, seperti KPU dan instansi kepolisian,” ungkapnya.
Terkait pendidikan politik, Dinas Pendidikan juga mendorong sekolah-sekolah untuk mengadakan kampanye pemilihan umum internal, seperti pemilihan calon wakil siswa atau penggalangan suara dalam simulasi pemilihan umum. Hal ini menjadi cara efektif untuk memperkenalkan pelajar secara langsung tentang proses pemilihan.
“Dinas Pendidikan juga mengintegrasikan materi pendidikan pendidikan Pancasila dan wawasan kebangsaan ke dalam proses pembelajaran sebagai bagian dari pembelajaran yang berkelanjutan, materi ini mencakup pemahaman tentang sistem politik, hak dan kewajiban warga negara, serta pentingnya partisipasi dalam proses demokrasi,” tambahnya.
Dalam pertemuan tersebut, selain membahas mengenai implementasi P5, sejumlah masalah turut mendapat perhatian serius seperti persoalan program beasiswa dan bantuan peralatan gamelan bagi sekolah-sekolah.
Menurut Hafidh, Yogyakarta yang memiliki predikat “Kota Pendidikan” masih dihadapkan pada persoalan besarnya presentase pemuda di Yogyakarta yang tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.
“Sebenarnya Yogyakarta memiliki potensi anggaran cukup besar dalam bentuk dana keistimewaan, namun alokasi danais bagi bidang pendidikan masih sangat kecil, saya mengusulkan agar ada program beasiswa istimewa yang bersumber dari pagu danais bagi warga DIY yang berpotensi namun tidak dapat melanjutkan kuliah karena masalah biaya”, kata Hafidh.
Menanggapi gagasan dan program yang dicanangkan oleh Hafidh Asrom, Disdikpora DIY menyatakan bahwa program Beasiswa Istimewa merupakan investasi pendidikan untuk kepentingan masa depan DIY, terutama memasuki era Generasi Emas pada tahun 2045.
Menurut Suci Rochmadi, selama ini memang ada program yang terkait dengan beasiswa dari Disdikpora DIY untuk pemuda DIY melanjutkan pendidikan, namun anggarannya masih terbatas. Harapannya Danais juga bisa dipergunakan untuk pembangunan SDM.
Suci mengakui sejak digulirkan Danais, Dikpora DIY telah menyalurkan bantuan 7 unit gamelan ke sekolah-sekolah. Ia setuju, jika bantuan gamelan lebih banyak diberikan kepada sekolah-sekolah, sehingga lebih bermanfaat dan memastikan keberlanjutan kesenian tersebut di masa depan.